Text
Fiqih Islam Wa Adillatuhu
kitab hadits Sunan at-Tirmidzi, Para Ulama’ Hadits mengatakan, “Siapa yang memiliki Sunan at-Tirmidzi di rumahnya, seakan-akan di rumahnya ada Nabi sedang berbicara.”
Hal yang sama bisa kita katakan untuk mengomentari Fiqih Islam wa Adillatuhu, karya Sheikhna Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaily, “Siapa yang memiliki Fiqih Islam wa Adillatuhu di rumahnya, seakan-akan para Ulama Fiqih dari berbagai mazhab sedang berdiskusi di rumahnya.”
Kitab agung ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1984. Merupakan sebuah ensiklopedi Hukum Islam dari A sampai Z, dan termasuk magnum opus sang penulis selama belajar, mengajar, dan menulis. Karenanya, buku ini diterima oleh berbagai kalangan; baik akademisi, apalagi awam. Tidak ada yang tahu pada umur berapa beliau mulai menulisnya. Yang pasti, cetakan pertama kitab ini menjadi hadiah ulang tahun beliau yang ke 52.
Selain merujuk kepada 4 madzhab utama-Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali, dalam kasus tertentu beliau juga memakai mazhab fiqih lainnya. Misalnya, Imamiah, Ibadhiah, dan lainnya. Di dalamnya, penulis merangkum berbagai sumber Hukum Islam.
Di antara kelebihannya, meski di dalamnya terangkum berbagai hukum dari banyak perspektif madzhab, penulis tidak pernah mengatakan, “Selain ini salah.”
Alhasil, kitab ini harus dibaca oleh semua Muslim yang masih beranggapan, “Sebuah buku fiqih yang mereka baca telah mewakili syariat yang diturunkan Allah. Selain itu semua; salah.”
Di dalam buku yang diterjemahkan menjadi 10 jilid dalam Bahasa Indonesia ini, kita disuguhi kemudahan dalam memahami Hukum Islam. Penulis juga membahas seluruh isu-isu hukum kontemporer yang sering menjadi pertanyaan sehari-hari tentang; benar-salahnya, atau halal-haramnya. Apalagi, seorang Muslim yang baik sangat memperhatikan apa yang dimakan, dipakai, dan dilakukan; apakah itu halal atau haram.
Apa yang dilakukan oleh penulis ini adalah proyek membumikan Fiqih Islami dan pembaharuan Hukum Islam. Ini merupakan pekerjaan luar biasa dan banyak dicoba oleh berbagai pihak-termasuk Negara-tapi, belum mampu. Padahal, mereka memeliki dana dan sumber daya manusia yang banyak. Luar biasanya, meski proyek besar ini gagal dikerjakan oleh berbagai pihak, penulis mampu mengerjakannya seorang diri, atas Pertolongan Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam, selama mengerjakan kitab agung ini; berapa malam penulis tidak tidur? Berapa jam sang syeikh tidak istrahat? Berapa banyak waktu yang beliau luangkan untuk menulis buku ini?
Rasulullah pernah berkata, “Siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka Allah akan mengajarkannya hukum agama.”
Tidak tersedia versi lain